Ayah Mirna Soal Autopsi: Saya Tidak Rela Tubuh Anak Saya Dihancurkan
Jakarta – Jenazah Wayan Mirna Salihin yang tak diautopsi dan hanya diambil sampel dari lambungnya dipermasalahkan oleh pihak kuasa hukum Jessica Kumala Wongso. Hal tersebut dianggap menutup adanya kemungkinan penyebab kematian lain selain karena racun sianida.
Menurut ayah Mirna, Edi Darmawan Salihin, dengan ditemukannya korosi di lambung Mirna, maka bisa diduga Mirna memang meninggal karena diracun. Ia mengkau tak rela jika jenazah anaknya harus diautopsi.
“Autopsi itu dilakukan. Saya di Kramatjati itu pukul 11.30 WIB sampai pukul 03.00 WIB pagi, sama Pak Krishna Mukti sama Kombes Musyafak. Diautopsi, Kombes Musyafak ngomongnya ‘Ed anak lo ini yang perlu kita ambil nih anak sehat, kita cuma mau cari kopinya itu ada apa?’,” kata Edi Darmawan sebelum persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).
“Dibelah di dalam lambungnya. Setelah di lambung di dapatlah sianida itu, eh waktu itu dia belum tahu, korosi dia bilang. Isinya sudah saya ambil. Maksudnya kenapa mesti dibedah semua kalau barang ini sudah keliatan kalau ini racun diminum Mirna. Sampai situ cukup, masa mau diancur-ancurin anak saya. Ya enggak rela lah,” jelasnya.
Kombes Musyafak adalah Kabid Dokkes Polda Metro Jaya saat kasus Jessica masih ditangani di tahap penyelidikan.
Selain terkait autopsi, Darmawan pagi ini juga membawa foto-foto jenazah Mirna di mana di wajah Mirna disebut ada red cherry-nya. Dalam persidangan sebelumnya, salah seorang saksi ahli memang menyebut salah satu ciri meninggal karena keracunan sianida adalah adanya bintik-bintik merah yang sering disebut red cherry.
“Sebelum dimandikan di Dharmais, red cherry-nya keluar, adek istri saya dia foto-foto untuk kenang-kenangan maksudnya. Dia lihat di TV merah-merah red cherry itu apa. Saya dikasih lihat sampai shock saya,” tutur Darmawan.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow