Kades Touring Pakai Motor Plat Merah, Ashabul Kahfi: Semoga Bukan Alasan Klasik

Kades Touring Pakai Motor Plat Merah, Ashabul Kahfi: Semoga Bukan Alasan Klasik

Smallest Font
Largest Font

Kabarindoraya.com | Bogor – Touring para kepala desa (Kades) di Kabupaten Bogor menggunakan kendaraan dinas berplat merah memicu kontroversi.

Tak hanya aktivis dan media lokal, publik pun mempertanyakan tujuan serta urgensi kegiatan tersebut.

Pengamat sosial budaya di Kabupaten Bogor, Ashabul Kahfi, turut angkat bicara.

Ia menyoroti alasan yang kerap digunakan para Kades, yang menurutnya terdengar klasik dan terkesan sebagai pembenaran semata.

“Sekarang ramai diperbincangkan, katanya tujuannya baik. Tapi semoga ini bukan alasan klasik untuk sekadar jalan-jalan pakai fasilitas negara,” ujar Kahfi, Minggu (23/2).

Lebih jauh, Kahfi mempertanyakan mengapa kesadaran untuk belajar tentang budaya dan ketahanan pangan baru muncul sekarang. 

“Kalau memang ingin belajar, kenapa tidak dari dulu? Mereka sudah menjabat bukan baru kemarin,” tegasnya.

Menurutnya, touring ini seakan menggambarkan bahwa para Kades baru tersadar akan pentingnya menjaga budaya dan adat, padahal mereka sudah lama berada di posisi tersebut. 

Ia berharap kegiatan tersebut bukan hanya sekadar seremonial atau ajang bersenang-senang semata.

Meski demikian, Kahfi tetap berharap bahwa kepulangan para Kades dari touring ini dapat membawa dampak positif bagi desa yang mereka pimpin. 

“Apapun alasannya, semoga ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat desa, bukan sekadar jalan-jalan dengan dalih edukasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, diketahui bahwa puluhan kepala desa di Kabupaten Bogor melakukan touring dengan kendaraan dinas pada Sabtu, 22 Februari 2025. 

Aksi ini menjadi sorotan karena motor yang digunakan adalah aset negara, sehingga menimbulkan pertanyaan terkait penggunaannya untuk kepentingan non-operasional.

Salah satu Kades dari wilayah Kabupaten Bogor bagian barat mengklaim bahwa kegiatan ini bertujuan mempererat sinergi dan silaturahmi antar-Kades. 

“Gak semua ikut, tapi tiap kecamatan ada perwakilan,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Selain itu, rombongan juga disebut mengunjungi kampung adat dan budaya di sekitar wilayah Baduy, Banten. 

Mereka menegaskan bahwa touring ini bukan sekadar perjalanan biasa, tetapi juga upaya memperkuat solidaritas dan komunikasi lintas desa.

Namun, penggunaan kendaraan dinas dalam kegiatan ini tetap menuai polemik.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak berwenang mengenai apakah kegiatan ini mendapatkan izin atau tidak. 

Pertanyaan besar pun masih menggantung: touring ini benar-benar untuk belajar atau hanya dalih belaka?(Sup)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Populer Lainnya