Kapal Induk Cina Bikin Taiwan-Cina Panas
Taiwan | kabarindoraya.com
Ketegangan baru terjadi antara Cina dan Taiwan setelah sekelompok kapal perang Cina memasuki peraritan Selat Taiwan. Namun Juru Bicara Kementeian Pertahanan Taiwan Chen Chung-chi mengatakan, Liaoning, Kapal induk Cina yang dibuat bersama Rusia itu baru kembali dari latihan di Laut Cina Selatan dan tidak melanggar wilayah perairan Taiwan tetapi hanya memasuki zona identifikasi pertahanan udara di barat daya.
Akibatnya, Taiwan menarik jet dan kapal angkatan lautnya. “Pesawat militer dan kapal perang Taiwan telah dikerahkan untuk mengikuti kelompok kapal Cina yang berlayar ke sisi barat dari garis tengah selat,” katanya.
Atas peristiwa itu, pembuat kebijakan atas Taiwan untuk urusan Cina mendesak agar Beijing segera melanjutkan dialog setelah saluran komunikasi resmi dibekukan oleh Pemerintah Cina pada Juni 2016 lalu.
“Saya ingin menekankan pemerintah kita memiliki kemampuan yang cukup untuk melindungi keamanan nasional kita. Ini tidak perlu terlalu panik. Di sisi lain, setiap ancaman tidak akan menguntungkan hubungan lintas-Selat,” kata Chang Hsiao-yueh, menteri Dewan Urusan Daratan Taiwan, saat briefing pers dalam menanggapi pertanyaan wartawan yang dikutip kabarindoraya.com dari Reuters.
Cina telah mengatakan Liaoning sedang latihan uji senjata dan peralatan di Laut Cina Selatan yang disengketakan dan gerakannya memenuhi hukum internasional.
Pada akhir pekan, sebuah pesawat pembom Cina terbang di sekitar Kepulauan Spratly, kata seorang pejabat AS, Selasa (10/1/2017).
Latihan Cina terbaru telah membuat tetangga Beijing terkesima, terutama Taiwan yang mengklaim Beijing secara otoriter mengklaim kekuasaan di Laut Cina Selatan.
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mengatakan kapal China “tidak bisa selalu tetap di pelabuhan” dan angkatan laut harus mengasah kemampuannya. “Selat Taiwan adalah jalur air internasional bersama antara daratan dan Taiwan. Jadi, itu adalah normal untuk Liaoning untuk bolak-balik melalui Selat Taiwan di kursus pelatihan, dan itu tidak akan memiliki dampak pada lintas-Selat hubungan,” kata Liu pada konferensi keamanan Asia-Pasifik.
Cina mengklaim sebagian besar perairan kaya energi dari Laut Cina Selatan, di mana sekitar $ 5 triliun perdagangan kapal melewati setiap tahun. Tetangga Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim serupa.n Herry Keating
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow