Ketika Fir’aun Menyerah
Oleh: Ades Satria
Dahulu Raja Fir’aun dengan angkuhnya menyatakan tidak akan menyerah dengan peringatan-peringatan Tuhan secara bertubi-tubi.
Bahkan Firaun merasa kuat. Bahkan ia menantang Tuhannya Musa as dengan menyebut dirinya sebagai Tuhan. Harta kekayaannya, bala tentaranya yang kuat dan kekuasaannya yang tak terbatas, seolah menjadi kedigdayaannya yang tak tertandingi.
Firaun menolak kebenaran, menistakan utusan Tuhan, dan menindas para pengikut sang Nabi. Guntur yang menyambar, badai yang menerjang, air sungai yang berubah menjadi darah, belalang yang menyerang istananya, hingga putranya yang mati tak membuatnya menjadi sadar.
Firaun tak menyerah. Lalu ia memerintahkan bala tentaranya untuk mengejar Musa dan pengikutnya hingga bertemu Laut Merah. Ketika itulah Tuhan memerintahkan Musa as utk mengetuk tongkatnya. Hingga dengan mukjizatnya, laut pun terbelah.
Ketika Firaun dan pasukannya digulung ombak yang besar, dan hendak tenggelam, barulah Firaun tersadar dengan kekuasaan Tuhannya Musa. Di saat maut dalam kerongkongannya, Firaun pun menyerah, menyadari kesombongannya, dan mengakui Tuhannya Musa. Tapi terlambat sudah. Ia telah dinyatakan sebagai manusia paling buruk di jagat semesta.
Masihkan kita merasa kuat? Dan menyatakan tak menyerah dengan segala ujian yang diberikan. Ada saatnya kita mengakui kelemahan dan ketidakberdayaan. Menyerah adalah kejujuran bahwa kita adalah makhluk yang lemah.
Disaat lemah kita pun berdoa memohon ampun… dan menyadari bahwa tiada tempat sembunyi, dan perlindungan selain pertolongan kepada Yang Maha Perkasa. Penguasa alam semesta. Kita bukan menyerah karena keputusasaan dari rahmatNya. Tapi menyerah karena keagungan Nya dan kebesaran Nya. Tak ada kekuatan selain KekuatanNya.***
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow