Pentingnya Sadari dan Sadanis untuk Deteksi Kanker Payudara
Jakarta | Kabarindoraya.com
Penyakit kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia dan kanker payudara menduduki peringkat tertinggi, atau 11,6% sebagai kanker yang dialami wanita. Untuk itu sangat penting dilakukan deteksi dini kanker dengan dua hal, yakni periksa payudara sendiri (Sadari) dan periksa payudara klinis (Sadanis).
“Berdasarkan pada Data GLOBOCAN, International Agency for Research of Cancer (IARC), diketahui bahwa pada tahun 2018 diestimasi ada 18,1 juta kasus kanker baru dan terdapat 9,6 juta kematian yang disebabkan oleh kanker di seluruh dunia,” kata dr. Nanda P. Chintia, RMO BCCA-MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, di Jakarta, Kamis (15/12).
Menurut dr. Nanda, kanker payudara dapat disembuhkan apabila terdeteksi lebih dini dan mendapatkan terapi penyembuhan dari tenaga dokter ahli. Dia berbicara dalam Webinar Kesehatan dengan tema Deteksi Dini Kanker Payudara, yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. Webinar tersebut merupakan rangkaian acara Bakti Sosial Kesehatan dalam menyambut Peringatan Hari Ibu ke-94 tahun 2022.
Lebih jauh dr. Nanda menuturkan untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara pada seseorang, dapat dilakukan dengan dua cara yakni periksa payudara sendiri (Sadari) yang dilakukan sebulan sekali, yakni pada hari ke-7 sampai dengan ke-10 dari hari pertama haid. Sementara periksa payudara klinis (Sadanis) dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih, satu hingga dua kali setahun.
Setidaknya terdapat beberapa tanda-tanda pada payudara yang dapat dilihat secara kasat mata, yang harus diwaspadai sebagai ciri-ciri adanya kelainan kanker payudara. Diantaranya adanya perubahan ukuran maupun bentuk payudara. Adanya perubahan warna pada payudara maupun puting, ada gumpalan ataupun benjolan baik di salah satu maupun kedua payudara, ada pembengkakan di area ketiak ataupun payudara, keluar cairan dari putting.
Selain itu, adanya perubahan letak puting, misalnya cekung ke dalam, adanya perubahan tekstur payudara seperti bersisik ataupun kemerahan. Pada beberapa kasus, kata dr. Nanda, timbul rasa nyeri pada payudara. “Jika gejala tersebut didapati pada payudara, segera menemui dokter,” ujarnya mengingatkan.
Untuk benjolan atau yang disebut tumor yang ditemukan pada payudara, tambahnya, memang tidak selalu merupakan kanker. Setelah melalui pemeriksaan, akan diketahui apakah tumor tersebut jinak atau ganas. Tumor jinak berupa kista, Fibroadenoma Mamae (FAM), Lipoma dan lainnya. Namun, jika ganas, maka tumor tersebut merupakan kanker.
Dokter akan melakukan serangkaian terapi untuk penyembuhan, mulai dari pembedahan, sistemik, hingga radiasi. “Sebaiknya pasien mematuhi rangkaian terapi yang diberikan dokter agar dicapai kesembuhan,” kata dr. Nanda.
Bakti Sosial Kesehatan
Sementara itu Ketua Ketua Umum IKWI Indah Kirana Atal S. Depari mengatakan Webinar dengan topik Deteksi Dini Kanker Payudara ini dipilih karena berdasarkan data statistik, dalam lima tahun terakhir di Indonesia terdapat lebih dari 200.000 kasus kanker payudara.
“Pada tahun 2020 dari 70.000 kasus kanker payudara, sekitar 22.000 kasus berakhir dengan kematian. Mudah-mudah dari webinar ini peserta akan mendapatkan pengetahuan atau informasi penting untuk menambah wawasan tentang kanker payudara,” ujar Indah dalam sambutannya, Kamis (15/12/2022) di Jakarta.
Acara Baksos Kesehatan dan Webinar tersebut, kata Indah Kirana, diadakan pada Kamis, 15 Desember 2022 di Gedung Dewan Pers, Jl. Kebun Sirih Jakarta. Untuk Baksos Kesehatan ini ada dua kategori yang diperiksa, yaitu pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat dan tensi darah. Satu lagi pemeriksaan payudara klinis (Sadanis).
Peserta untuk baksos ksehatan ini mencapai lebih dari 100 orang dari keluarga pers dan masyarakat umum sekitar 100 orang, sedangkan untuk Sadanis sebanyak 50 orang khusus untuk ibu-ibu. Untuk Webinar dengan tema Deteksi Dini Kanker Payudara dilakukan secara luring dari Kantor PWI, lantai 4 Gedung Dewan Pers Jakarta, dan diikuti oleh ratusan anggota dan pengurus IKWI-PWI dari seluruh provinsi di Indonesia.
Hadir dalam webinar di Kantor PWI antara lain Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (Ketuk PWI) Atal S. Depari yang juga Pembina IKWI Pusat, dan Sekjen PWI Mirza Zulhadi.
Ketum IKWI menuturkan kegiatan Baksos Kesehatan ini terwujud atas kerjasama IKWI, PWI dan MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. “Untuk itu kami ucapkan terima kasih atas support penuh yang diberikan oleh MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, Semoga kerja sama kita akan berlanjut untuk menjalankan program baksos seperti ini. Kegiatan ini juga didukung oleh Bank Mega Syariah, BCA Syariah dan JNE,” ujarnya.
(Sofwan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow