Tim Advokasi Peduli Sepakbola Indonesia Menyoroti GarudaID sampai Dugaan Monopoli Proses Pembayaran Tiket Timnas Indonesia
Kabarindoraya.com | Jakarta - Kemenangan bersejarah telah terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024) dimana Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Timnas Arab Saudi dengan skor 2-0.
Tim Merah Putih meraih kemenangan lewat gol yang dicetak oleh Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan 57. Hasil ini membuat Timnas Indonesia berhasil naik ke posisi ketiga klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Kemenangan bersejarah ini sayangnya tidak disertai dengan penerapan yang baik dalam sistem registrasi Garuda ID untuk membeli tiket laga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Atas kurang baiknya penerapan sistem registrasi Garuda ID yang diterapkan oleh PSSI ini , perwakilan Tim Advokasi Peduli Sepakbola Indonesia (TAPSI) Samuel Sihombing menyampaikan kritik atas syarat dari Garuda ID yang mewajibkan registrasi dengan mengunggah foto wajah dan KTP. Samuel Sihombing khawatir adanya sistem baru registrasi dengan menggunakan Garuda ID ini sistemnya seperti pinjol (pinjaman online), apalagi banyak rekan-rekan Supporter Timnas yang ditolak registrasinya padahal sudah menunggu verifikasi registrasi dalam waktu yang tidak sebentar. Dalam hal ini Samuel berharap agar data pribadi supporter yang telah tergesitrasi tersebut tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Perwakilan lainnya, Hema Anggiat Marojahan Simanjuntak, menyampaikan kritik terhadap penjualan tiketnya .
Hema Simanjuntak menyoroti adanya dugaan praktek persaingan usaha tidak sehat atau monopoli pada proses pembelian Tiket Pertandingan Sepakbola (Timnas Indonesia) yang hanya dapat dibeli melalui 1 (satu) platform aplikasi salah satu Bank Plat Merah dan juga pemberlakuan Garuda ID yang belum optimal. Hema menambahkan bahwa Di dalam UU No. 5 Tahun 1999, Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah “persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau usaha pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”. Sedangkan pada ayat (2) dinelaskan bahwa praktek monopoli adalah, “Pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga *menimbulkan persaingan usaha tidak sehat* dan dapat *merugikan kepentingan umum*”.
“Bisa dipahami mengapa persaingan usaha tidak sehat dan praktek monopoli dilarang karena dapat menimbulkan distorsi pasar. Pasar menjadi tidak seimbang dan pada gilirannya harga-harga bisa tidak lagi dikendalilan oleh hukum pasar. Akibat lebih jauh, yang merasakan dampaknya adalah masyarakat atau konsumen. Dalam hal pembelian dan pembayaran tiket sepak bola (khususnya Tim Nasional Sepakbola Indonesia) hanya melalui satu Aplikasi Bank saja secara tersirat ada unsur pemaksaan masyarakat untuk menggunakan suatu produk tertentu saja demi membeli tiket untuk menonton pertandingan sepakbola tersebut. Seharusnya kita dapat membeli pada suatu platform yang disediakan oleh PSSI dengan metode pembayaran menggunakan bank apa saja, agar fair. Belum lagi, soal hubungannya dengan Pembuatan Garuda ID. Kita berpikir pembuatan Garuda ID dan pembelian tiket hanya melalui satu platform Bank Plat Merah saja ini adalah untuk menghindari calo. Namun nyatanya tidak, pada beberapa event (sebut saja dua pertandingan Timnas Indonesia terakhir), dengan metode tersebut sesuai oengalaman dilapangan dan pengakuan banyak pihak, tetap saja berkeliaran banyak calo-calo. Ada apa? jangan - jangan metode ini justru membuat calo ternyata muncul dari oknum orang dalam? Untuk itu kami harap perlu dievaluasi dan diperbaiki.” ujar Hema Simanjuntak.
Perwakilan TAPSI lainnya Melvin Julian sependapat dengan Hema, Melvin sangat menyayangkan karena sudah ada sistem registrasi baru melaui Garuda ID namun tetap banyak calo yang menjual tiket pertandingan Timnas.
“Saya setuju, kita sudah memakai sistem baru yaitu Garuda ID yang merupakan satu-satunya untuk membeli tiket laga Timnas Indonesia hingga menggunakan sistem pengenal wajah atau face recognition ketika penonton hendak memasuki stadion, tapi yang mengherankan kok masih banyak calo yan menjual tiket di sekitar stadion, ini patut dipertanyakan” Ujar Melvin.
Dalam keterangan penutupnya, perwakilan TAPSI lainnya , Johan Imanuel juga memuji masyarakat dan pecinta sepakbola di tanah air yang terus menerus mendukung Timnas Indonesia.
"Hampir semua di media sosial , masyarakat melakukan postingan terkait Timnas Indonesia, saya yakin Timnas Indonesia tambah bersemangat untuk memenangkan semua sisa pertandingan karena didukung para pecinta sepakbola di Indonesia"tutup Johan.(Red)
Samuel Sihombing, S.H., M.H.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow