Topeng Dalang’ dan ‘Oksigen Gili Iyang’ Kebanggaan Kabupaten Sumenep

0
1109

Jakarta Kabarindoraya.com |

Apa yang terlukis di pikiran kita ketika orang menyebut topeng? Maka yang terlintas adalah benda atau obyek karya seni kriya; seni rupa pahat.

Material ini pula yang kemudian kerap digunakan sebagai penutup wajah; membentuk karakter bagi penari, aktor dan aktris, hingga menjadi salah satu bentuk karya seni tinggi. Topeng menjadi media ungkap menyampaikan perasaan, maksud, dan gagasan.

Topeng adalah medium ekspresi, menjadi salah satu cara menyampaikan pesan sosial. Bentuk komunikasi nonverbal. Tidak hanya dari sisi keindahan estetis yang dimiliki, tetapi sisi misteri yang tersimpan pada raut wajah topeng.

Kesenian topeng ini pula yang ditampilkan duta seni Kabupaten Sumenep, dalam pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur 2020, di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (08/03/2020).

Mengetengahkan cerita _’Keris Pulanggeni’_ grup kesenian daerah ini tampil menarik. “Topeng dalang ini adalah kesenian tradisionil yang menjadi kebanggaan kami. Bahkan dapat dikatakan kesenian topeng dalang ini hanya ada di Sumenep dan di Malang,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Semenep, *Drs. Bambang Irianto, M.Si,* usai menyaksikan pertunjukan.

Kesenian topeng di Indonesia sudah ada sejak zaman prasejarah. Sebagai karya seni, topeng terus berkembang secara aplikatif. Bahkan sejumlah daerah di Indonesia, identik memiliki kesenian topeng. Salah satunya adalah kesenian topeng dari Kabupaten Sumenep, yang dikenal dengan _‘Topeng Dalang’._

Kekuatan seni topeng ada pada sang Dalang. Walau elemen lain juga tak kalah menarik dan sama pentingnya. Seni topeng merupakan bentuk kesenian teater rakyat tradisional yang paling kompleks dan utuh.

Keindahan penampilan pada pemeranan (aktor dan aktris), musik, lagu dan tari, unsur kerajinan (topeng), serta elemen artistik lainnya, grup kesenian ini berhasil mengakselerasikan pertunjukan secara elok. Mereka berhasil menghidupkan karakter maupun peran masing-masing.

“Kesenian tradisonil ini merupakan hasil cipta, rasa, karsa generasi pendahulu kita; nenek moyang kita. Wajib hukumnya untuk dilestarikan. Dan bahkan topeng dalang sudah dipatenkan menjadi milik masyarakat Sumenep,” ungkap Bambang.

Selain dipentaskan di tempat-tempat seperti TMII ini, kata Bambang, topeng dalang juga sering ditampilkan saat ada _ruwat_ (pemulihan dan doa). “Bahkan topeng dalang dipentaskan juga di luar negeri, diantaranya Belgia, Prancis, Jepang, dan Amerika Serikat,” terangnya.

Bambang berharap kesenian _‘Topeng Dalang’_ bisa lestari dan menjadi kesenian yang mendunia. “Dikenal masyarakat luas, khususnya generasi milenial Indonesia. Mereka kenal dan tahu tentang kesenian topeng dalang ini,” harapnya.

*Potensi Wisata Alam Gili Iyang*
Selain seni dan budaya, Bambang juga menyampaikan potensi Sumenep dari sisi sumber daya alam dan kepariwisataan. Menurut Bambang, wisata alam Sumenep juga tak kalah menarik dengan tujuan wisata lainnya. Salah satu yang menjadi andalan Kabupetan Sumenep adalah, kawasan Gili Iyang. Gili Iyang disebut sebagai pulau dengan kandungan oksigen paling bersih di Indonesia.

Bahkan Gili Iyang dinobatkan sebagai pulau di Indonesia dengan kadar udara terbersih nomor dua di dunia setelah Yordania. Kadar oksigen di Gili Iyang ini diperoleh dari kelestarian alam yang hingga kini masih terjaga dan tidak terkena polusi.

“Silahkan datang. Itu yang menjadi salah satu target pemerintah Kabupaten Sumenep.Upaya mengenalkan budaya Sumenep baik yang tradisonil, klasik, maupun yang modern, termasuk mengenalkan potensi pariwisata,” ujar Bambang.

Turut menyaksikan pergelaran ini, Kepala Sub Bidang (Kasubid) Pengelolaan Anjungan Badan Penghubung Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Timur, *Samad Widodo, SS, MM,* dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Sumenep, serta warga dan pengurus Pawarta (Paguyuban Warga Jakarta) asal Jawa Timur.

Para seniman yang terlibat di pergelaran ini, antara lain; *Ian Pewaras* (Gagasan/Ide Cerita), *Ian Pewaras* (Penulis Cerita & Sutradara), *Suli* (Asisten Sutradara), *Agus Widodo* (Penata Tari), *Admuni* (Penata Panggung) *Amin Khadafi* (Artistik), *Adistia Weni* (Penata Kostum, dan Penata Rias), *Abutapa* (Penata Musik), serta puluhan pengrawit, penyanyi dan penari.

Di bidang manajemen, Pelaksana Produksi Duta Seni Daerah Kabupaten Semenep, menempatkan Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Semenep, *Drs. Bambang Irianto, M.Si,* (Pelindung), *Roby Firmansyah Wijaya, SE, MM* (Penasehat), *Minsana Purwani Ningrum, SH* (Penanggung Jawab), serta *Agus Widodo* (Pimpinan Produksi).

Duta seni dari Kabupaten Sumenep ini di bawah pembinaan langsung Bupati Sumenep, *Drs. Maryoto Birowo, MM.* Bertindak sebagai Penasehat, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Penanggungjawab, Kepala Bidang Nilai Budaya dan Kesenian (NBK) dan, *Asri Kusumaning Patri, M.Pd* selaku Pimpinan Produksi.

Bertindak sebagai Juri Pengamat Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur adalah, *Suryandoro, S.Sn* (Praktisi dan Pengamat Seni Tradisi), *Eddie Karsito* (Wartawan, Penggiat Seni & Budaya), *Dra. Nursilah, M. Si.* (Dosen Seni Tari Universitas Negeri Jakarta), dan *Nanang Hape* (Dalang).

Pekan selanjutnya, pergelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur, akan menampilkan duta seni Kota Madiun (22 Maret 2020), dan Kabupaten Trenggalek (28 Maret 2020).(Redaksi)

 

Advertisement

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini