Kabarindoraya.com | Bogor - Dalam era digital yang terus berkembang pesat, Indonesia dihadapkan pada tantangan perang generasi kelima secara global yang melibatkan pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi. Perang generasi kelima ini tidak melibatkan serangan fisik, tetapi berupa serangan siber dan propaganda.

Kementerian Pertahanan telah memetakan buku putih pertahanan untuk terus memperkuat segala aspek termasuk mencetak sarjana, master dan doktoral ilmu pertahanan yang fokus mengantisipasi serangan dengan konspirasi teknologi  informasi untuk merusak tatanan lunak Indonesia.

"Strategi pertahanan dengan metode perang semesta telah didapatkan pada saat mahasiswa mengenyam pelajaran dijenjang magister di Unhan tepat 10 tahun yang lalu, "Ungkap Alma Wiranta

Untuk memahami konsep perang generasi kelima dan dampaknya terhadap keamanan nasional, saat ini banyak sumber yang dapat mengemukakan secara faktual. 

Konsep Perang Generasi Kelima

Perang generasi kelima adalah konsep perang modern yang melibatkan penggunaan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI) , Internet of Things (IoT), dan big data, untuk mengalahkan lawan. Perang ini tidak hanya melibatkan serangan fisik, tetapi juga serangan siber dan propaganda. Menurut Mantan Gubernur Lemhannas RI (2022-2023), Andi Widjajanto, perang generasi kelima memerlukan manajemen pertempuran maya yang efektif dan integratif, serta kemampuan untuk menghadapi ancaman dari berbagai domain, termasuk udara, laut, darat, cyber, dan space. 

Tantangan bagi Indonesia

Indonesia saat ini masih berada pada tahap pengembangan kemampuan perang generasi ketiga dan keempat. Oleh karena itu, perlu dilakukan persiapan yang matang untuk menghadapi perang generasi kelima. Beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi perang generasi kelima adalah:

Keterbatasan Teknologi: Indonesia masih perlu mengembangkan kemampuan teknologi informasi dan digitalisasi untuk menghadapi perang generasi kelima.

Ancaman Siber: Indonesia perlu meningkatkan kemampuan keamanan siber untuk menghadapi serangan siber dari negara-negara lain.

Pengawasan dan Pengamanan: Indonesia perlu meningkatkan kemampuan pengawasan dan pengamanan untuk menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri.

Strategi Menghadapi Perang Generasi Kelima

Untuk menghadapi perang generasi kelima, Indonesia perlu mengembangkan strategi yang efektif. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah:

Meningkatkan Literasi Digital: Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital dengan aman dan efektif.

Mengembangkan Infrastruktur Digital: Membangun infrastruktur digital yang kuat dan handal untuk mendukung kegiatan ekonomi dan sosial.

Meningkatkan Keamanan Siber: Meningkatkan kemampuan keamanan siber untuk melindungi data dan infrastruktur digital dari serangan siber.

Pengembangan Sumber Daya Manusia: Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang teknologi informasi dan digitalisasi.

Alma Wiranta, sebagai kandidat Doktor ilmu pertahanan di Unhan yang fokus dalam keamanan nasional, dalam bukunya  "Digitalisasi mata uang rupiah sebagai kedaulatan moneter untuk memperkuat keamanan nasional" ?menyatakan bahwa untuk menghadapi tantangan perang generasi kelima, bukan hanya memanfaatkan teknologi informasi namun juga digitalisasi. 

"Untuk menuju penguatan perang generasi kelima, mata uang rupiah harus kuat melalui digitalisasi dan sistem payment yang dirancang sebagai bagian senjata pendukung. " Tutup Alma Wiranta kepada awak media setelah merayakan hari sumpah pemuda hari ini,  selasa (28/10/2025) di Kota Bogor