Kabarindoraya.com | Bogor - Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mendorong pelestarian golok sebagai warisan budaya adiluhung leluhur Nusantara yang layak diperjuangkan untuk diakui dunia melalui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan Mahakarya Pesona Pusaka Nusantara yang berlangsung di Lantai 2 Botani Square Mall, Jalan Raya Pajajaran, Kota Bogor, Jumat (1/8/2025).
Dedie Rachim menyampaikan bahwa golok merupakan karya karsa manusia yang berbudi luhur yang harus dilestarikan dan dijaga sedemikian rupa.
Ia juga mengatakan empat filosofi dalam golok sebagai karya budaya yang sarat akan makna.
Pertama, golok merupakan simbol keseimbangan, kedua terkait bagaimana korelasi golok dengan alam dan pemiliknya, kemudian ketiga golok menggambarkan kejantanan, dan yang keempat bahwa golok ini betul-betul warisan sesepuhan dari leluhur nusantara yang adiluhung.
“Sudah sepantasnya kita mendukung kegiatan ini dan tentu saja harus ada effort yang luar biasa untuk bisa menuju UNESCO. Dengan kebersamaan dan kolaborasi insyaallah akan terwujud,” ujar Dedie Rachim.
Ia pun memberikan apresiasi kepada Ki Gatut Susanta, sosok tokoh Bogor yang telah menggagas gerakan Golok Road to UNESCO dan secara konsisten menyuarakan pentingnya pelestarian budaya lokal.
“Beliau punya keinginan yang gigih dan tulus dengan segala daya upaya. Insyaallah Pemkot Bogor akan membersamai beliau sampai ke UNESCO, dari Bogor untuk Indonesia dan dari Bogor untuk dunia,” tuturnya.
Pelopor gerakan Golok Road to UNESCO Pelestari Golok Pedang Sepuh Nusantara, Ki Gatut Susanta yang juga merupakan Ketua Panitia kegiatan, menyampaikan bahwa salah satu kendala menuju pengakuan UNESCO adalah belum adanya pengesahan golok secara nasional dari Provinsi Jawa Barat.
“Saya sudah ke UNESCO di Paris, juga sudah ke UNESCO di Indonesia, tapi kendala kita adalah belum adanya pengesahan golok secara nasional. Yang sudah itu Betawi dan Banten, tapi Jawa Barat, pusatnya golok, belum ada yang disahkan secara nasional,” ujar Ki Gatut.
Ia berharap kolaborasi tiga provinsi besar, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta bisa menjadi kekuatan untuk mewujudkan mimpi bersama mengangkat golok sebagai pusaka budaya dunia.
“Semoga bisa segera disahkan sehingga dari 3 provinsi ini bisa menjadi kekuatan kita untuk mendorong golok di UNESCO. Karena tekad kita dari Bogor untuk dunia ini sudah muncul dari beberapa tahun yang lalu,” harapnya.
Sebagai informasi, terdapat 22 stan pameran golok dari berbagai daerah dan kegiatan ini berlangsung selama dua hari.
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan sarasehan kebangsaan bersama para pemateri dari berbagai elemen, dan pada tanggal 2 Agustus lomba kreasi seni silat golok tingkat sekolah dasar (SD) yang akan diikuti oleh 50 peserta dari tiga provinsi, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.(Redaksi)