Kabarindoraya.com | Cigudeg - Munculnya surat instruksi Gubernur Jawa Barat H. Dedi Mulyadi (KDM) kepada seluruh perusahaan tambang galian C jenis Batu, Tanah dan Karz dan Teras diwilayah Lebakwangi Cigudeg, Parung Panjang, dan Kecamatan Tenjo, agar menghentikan kegiatan produksinya sementara menjelang akan dimulainya pekerjaan rekrontuksi pembangunan betonisasi di Jalan utama tersebut, malah memicu aksi demo yang dilakukan ratusan sopir truk bersama pekerja tambang dibantu ibu ibu rumah tangga, Mahasiswa dengan melakukan pemblokiran jalan, Senin (29/09/2025).

Panasnya Aksi demo yang diwarnai dengan pembakaran beberapa buah Ban bekas disekitar pertigaan jalan raya Lebakwangi menuju Rumpin, Cigudeg dan ParungPanjang, menyebabkan arus lalu lintas dikawasan jalur tersebut, lumpuh total.

“Ditutupnya Seluruh usaha tambang di daerah kami oleh Gubernur Jawa Barat, maka Gubernur sudah mematikan mata pencaharian warga yang selama ini bergantung dari semua perusahaan tambangnya,” kata AA Permana Kordinator aksi demo kepada Kabarindoraya.com, Senin (29/09/2025).

Menurut dia, aksi ini merupakan aspirasi dari seluruh warga masyarakat Cigudeg, Tenjo, ParungPanjang dan Rumpin yangterang terangan menolak keras instruksi Gubernur Jawa Barat terkait penghentian sementara aktifitas seluruh perusahaan tambang.

AA Permana menjelaskan, bahwa Intruksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dikhawatirkan akan memicu kesengsaraan dan kemiskinan ekstrem semu warga masyarakat yang bermukim disekitaran wilayah tambang.

"Hal ini juga bisa memunculkan kembali tingginya tindak kriminal diwilayah 4 kecamatannya",tegasnya.

Perlu diketahui Sambungnya, bahwa di Kecamatan Cigudeg terdapat 19 perusahaan tambang, dan Sejak aktifitas ya dihentikan pada 26 September lalu, maka ada sejumlah perusahaan lngsung mem PHK banyak para pekerjanya.

“Seluruh warga Masyarakat disini sudah puluhan tahun hidup sebagai pekerja buruh tambang, dan kalau ditutup, maka hancurlah perekonomian kami, ditambah semua kelurga dirumah bisa kelaparan,” bebernya.

Sementara Kehadiran Massa pendemo yang jumlahnya terus bertambah, menyinggung jalan khusus bagi kendaraan tambang yang selama ini sudah ada dan digunakan sebagai aksesnya.

"Agar diketahui, bahwa Jalan Raya M. Toha Parungpanjang, dahulunya adalah akses khusus perusahaan tambang yang sudah dibebaskan oleh PT Sudamanik, tetapi kini statusnya malah berubah menjadi jalan raya milik provinsi, kan Aneh, ya.. silahkan saja di cek datanya",kesalnya. 

AA Permana mengaskan, dalam aksi demo kali ini warga menuntut, pertama, cabut segera surat instruksi Gubernur Jabar tentang penghentian sementara usaha tambang di Cigudeg dan Rumpin.

"Kedua tolong percepat pembangunan jalan khusus tambang, lalu lakukan optimalisasi rest area di Kampung Rewod/Caringin yang dibangun Pemkab Bogor. Selanjutnya, tutup seluruh kantong-kantong parkir liar di wilayah Parungpanjang sebagai penyebab macet, berikutnya, Gubernur Jabar diminta bertanggung jawab atas upah buruh selama perusahaan tambang ditutup",desaknya.

Dan jika tuntutan warga tidak dipenuhi ancamnya, maka seluruh Sopir truk, buruh pekerja bersama masyarakat dari empat kecamatan yang jumlahnya mencapai ribuan orang, akan kembali menggelar aksi susulan yang lebih besar.

"Jika tuntutan kami ini tidak di penuhi oleh gubernur Dedi Mulyadi, maka kami akan menggelar aksi susulan dengan jumlah masa yang mencapai ribuan," tukasnya.

Dari pantauan Kabarindoraya.com dilapangan, aksi demo yang digelar oleh ratusan warga, Sopir Truk dan para pekerja tambang tersebut, tidak sampai bertindak anarkis, sehingga begitu hujan besar turun mengguyur kawasan, semua pendemo langsung membubarkan diri, hanya saja untuk sementara, jalan utama Parung Panjang, Lebak Wangi menuju Cigudeg, masih di blokir warga. (Jef)