Kabarindoraya.com | Jakarta- Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup di kediamannya di Hambalang, Bogor, bersama Ketua MPR Ahmad Muzani, Kepala BIN, sejumlah menteri, dan pejabat penting lainnya. CBA memandang pertemuan di luar jalur resmi negara ini bukan sekadar “diskusi hangat”, melainkan sinyal kuat adanya rencana reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Setahun pemerintahan berjalan, publik mulai menilai arah pemerintahan Prabowo tersendat oleh menteri-menteri yang tidak seirama dengan semangat kerja Presiden. Banyak kebijakan strategis yang stagnan, realisasi anggaran berjalan lambat, dan proyek prioritas nasional tidak menampakkan hasil signifikan. CBA menilai, reshuffle kali ini bukan sekadar kosmetik politik, tetapi harus menjadi operasi besar untuk mencopot menteri lamban, oportunis, dan birokratis.
Prabowo perlu membangun kabinet baru dengan figur-figur yang memiliki karakter kuat, integritas tinggi, dan keberanian menghadapi tekanan politik. Indonesia tidak membutuhkan menteri penjilat atau pemburu proyek, tetapi sosok teknokrat sejati seperti Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa — menteri yang bekerja dengan otak, bukan basa-basi.
Purbaya selama ini menunjukkan sikap berani dan rasional: menolak kebijakan populis yang merusak keseimbangan fiskal, menertibkan pemborosan anggaran, dan mengutamakan data serta kepentingan publik di atas tekanan politik. Karakter seperti inilah yang seharusnya menjadi standar baru kabinet Prabowo.
CBA menilai reshuffle tidak akan berarti apa-apa jika hanya memindahkan kursi antar kader partai atau memperluas koalisi kekuasaan. Yang dibutuhkan saat ini adalah perubahan kultur birokrasi di level tertinggi pemerintahan — mengganti pejabat yang lebih sibuk berpolitik daripada bekerja.
Presiden Prabowo harus berani membersihkan kabinetnya dari menteri-menteri “setengah hati”, yang hanya menghambat agenda besar bangsa. Pemerintah butuh menteri dengan nyali, kapasitas, dan keberpihakan pada publik, bukan mereka yang pandai memainkan pencitraan sambil membiarkan uang rakyat tersendat di meja birokrasi.
CBA menegaskan, reshuffle adalah ujian kepemimpinan dan arah moral Presiden. Jika dijalankan dengan bersih, transparan, dan berbasis kinerja, publik akan kembali percaya bahwa pemerintahan ini memang bekerja untuk rakyat — bukan untuk kelompok politik atau jaringan kekuasaan tertentu.
Jajang Nurjaman
Koordinator CBA