Kabarindoraya.com | Bogor- Salah satu orang tua siswa meminta keadilan terhadap Pondok Tahfizd Abu Dzar yang terletak di jalan desa mekar sari kecamatan rumpin kabupaten bogor terkait dengan perlakuan pihak Pondok Tahfizd Abu Dzar yang secara sepihak mengeluarkan anaknya dengan Alasan pihak Pondok Tahfizd tidak ada keadilan.
Bahkan keterangan orang tua satier dirinya sudah mengirimkan somasi terhadap yayasan Pondok Tahfizd Abu Dzar melalui kuasa hukum nya,kerena menurut orang tuanya satier tidak ada surat peringatan satu dua dan tiga, langsung melakukan tindakan pengeluaran siswa.
Lanjut safiq terlihat pihak yayasan Pondok Abu Dzar melakukan pengeluaran secara sepihak terhadap anak saya satier,karena siswa yang satu tidak di keluar kan oleh pihak yayasan Pondok Tahfizd Abu Dzar,seperti ini cerita kronologisnya ucap orang tua Syateer syafiq sungkar keterangan pers nya :
KRONOLOGIS KEJADIAN TANGGAL 15 dan 17 September
(Syateer Syafiq Sungkar dan Bilal Habil Rauf)
Senin, 15 september 2025
Pada hari itu saya sedang sakit dan bertepatan pada hari jadwal piket saya dengan bilal.
Pada pagi itu saya berbicara kepada bilal bahwa saya sedang ada udzhur syar’i yaitu sakit, dan tanggapan bilal adalah omongan yang kurang mengenakan ,dan disitu saya berbicara kepada salah satu teman saya agar menggantikan saya untuk jadwal piket hari ini.
(FYI : jika ada yang sakit atau berkepentingan, santri yang piket boleh digantikan dengan santri di jadwal selanjutnya dengan syarat, santri yang berkepentingan tadi menggantikan jadwal piket yang dilewati nya.
Dan santri yang piket harus membawakan makanan pagi,siang,malam untuk orang yang sakit.)
Pada pagi harinya.Saya dan 2 teman saya (rafka,amr) sedang beristirahat di kamar dikarenakan sakit, dan tiba-tiba bilal memasuki kamar dengan alasan membawakan makanan bagi yang sakit dan dia hanya membawa 2 piring saja untuk rafka dan amr, sedangkan saya tidak mendapatkan jatah pagi di hari itu, disitu saya kembali mengatakan kepada bilal bahwa saya tidak bisa mengerjakan piket di hari itu , dan tanggapan dia hanya diam.
Pada siang harinya.Saya dan teman temen saya mendapatkan kabar bahwa akan ada santri baru yang akan masuk ke kamar kita, dan disitu tidak ada santri lain selain kami bertiga yang sedang sakit, kami diminta agar membereskan kamar untuk kenyamanan santri baru yang akan datang, dan disitu saya mengambil kesempatan agar dapat mengerjakan piket di hari itu.
Pada siang harinya disaat istirahat. Saya langsung berbicara kepada bilal bahwa saya sudah mengerjakan piket “lal, ana udah piket sisanya ente rapih2 barang dikit sama paling nyapu2 lagi” kondisi kamar sudah sangat bersih karna semua barang maupun lantai dan kasur2 sudah kami bersihkan (kami yang sakit),bilal menjawab “ah ana gak mau piket sendirian minimal bantuin kek nyapu dikit” jawab bilal, saya kembali berbicara “lah kan ini kamar udah rapih banget mana yang rapihin kita yang sakit, udeh ente tinggal rapihin dikit gak ada yang susah2 lagi” , dan disitu bilal tidak berbicara apa2 dan dia lanjut membereskan urusannya
Pada sore menuju malam hari. Disaat saya sedang berbincang dengan teman2 saya yang sedang sakit (posisi kami baru selesai shalat maghrib) bilal memasuki kamar dan memberi kedua teman saya makan, dan saya bicara kepadanya “lal ente gak ngambilin ana makan lagi?”, “katanya chef hasby ente gak boleh diambilin gara gara keliatan ente mondar mandir tadi siang”ucap bilal , dan tidak lama teman saya (sahl) memasuki kamar dan membawakan makanan untuk saya dan langsung bicara “apaan ente lal , ini aja ana ambilin buat syateer boleh ama chef?” , bilal menjawab “lah tadi katanya gitu” , disitu saya sudah mulai geram dengan ke egoisan dan kebohongan bilal , dan ketika saya makan bilal menyapu kamar sambil mengomel “teer minimal ente bantuin apa kek , cape gw abis belajar sedangkan lu seharian istirahat di kamar”, saya menjawab “lah apaan ana udah piket ya kalo belum kenapa ni kamar bisa sebersih ini trus juga tadi siang kita piket perkara anak baru mau datang , ente keterlaluan ya segini ana lagi sakit masih mau rapihin kamar “, dan dia menjawab “ya minimal lagi lah capek gw piket sendiri” , saya berdiri dan langsung menghampirinya dan menarik kerah nya “keterlaluan lu!” , dan dia pun menarik balik tangan saya dengan mengerang marah, dan dengan perlawanan itu saya menarik dan mendorong dia ke arah pintu luar, setelah itu saya kembali duduk dan ditenangkan oleh amr , dan tidak lama bilal kembali masuk dan menyapu dengan santai dihadapan saya, dengan nada santai saya berbicara “lal sekarang ana tanya ente hari ini piket apa aja?” , dia menjawab “ana udah piket barang2 yang diatas kasur” saya menyelak “nggak itu ana yang rapihin” dia menjawab “nyapu juga” saya menyelak “lal nyapu gak seberapa, sekarang ane tanya tadi ente ngambilin makan gak? Pagi, siang, malem?” Bilal menjawab dengan alibi yang tidak masuk akal, saya bertanya kepada amr “mer tadi ana diambilin makan gak?” Dia menjawab “nggak, lal, udah deh ente gausah banyak alesan, udah banyak alesan boong lagi” saya dengan emosi langsung berdiri dan menampar wajah nya , setelah itu amr melerai perkelahian saya dengannya, saya juga memaki bilal dengan kata kata amarah.
Kejadian Rabu, 17 september 2025
Setelah 2 hari perkelahian itu , saya tidak berbicara dengan bilal selama 2 hari, dan saat rabu pagi dia meminta maaf atas perkelahian lusa kemarin “teer ana mau minta maaf, kita gak boleh marahan lebih dari 3 hari dalam islam juga” ucap bilal , saya dengan terkejut menjawab “hah marahan? Ente anggap kemaren marahan? Hahahaha, lal ente tau yang salah siapa ente bilang marahan?, nggak ana gak setuju” saya pun bertanya kepada saudara saya(aufa) “fa gimane tuh?” Dia menjawab “permintaan konyol macam apa itu?”
Beberapa saat karna anak kamar sudah membenci bilal , disaat kita makan siang sempet bilal ingin bergabung bersama kami tetapi kami keberatan dan langsung mengusir nya, ternyata atas penolakan maaf saya kepada bilal , bilal menjelekan nama saya kepada teman-teman yang sudah lama mondok, ternyata salah satu dari mereka ada yang menceritakan kejadian tersebut ke aufa.
Singkat cerita belajar siang pun selesai
Dan aufa dengan santai mengajak saya langsung ke kamar dan mempertemukan saya dengan bilal, disitu dia menceritakan semua nya kepada saya dan disitulah saya tersulut emosi, dan disitulah pemukulan terakhir terjadi, semua anak kamar syu’bah 1 menyaksikan kejadian tersebut.
Setelah masalah beres saya pun dengan teman saya (novriansyah) mengajak bilal ke rooftop untuk menyelesaikan masalah itu.
Singkat cerita setelah perbincangan yang lumayan lama, akhirnya saya dan bilal resmi bermaafan di kedua belah pihak dengan disaksikan oleh novriansyah , dan disitu bilal pun mengaku, Bahwa dia Mengaku Bersalah dan Menjadi Penyebab Utama Munculnya Konflik Diantara Kami .
Sementara pihak Sekretariatan yayasan Pondok Tahfizd Abu Dzar saat dikonfirmasi kamis (09/10/2025)Ustadz Jhoni,Ia baru akan menindaklanjuti kepihaknya di sekolahan di Rumpin,untuk lebih jelasnya kita ketemu di sekolahan tutur ustadz Jhoni kepada kabarindoraya.com.